Translate

Thursday 19 March 2015

Memahami Spesifikasi Pelumas mesin bagian 1 - JASO MA

Salam hangat kawan kawan di dunia tidak nyata.
Artikel ini akan membahas mengenai pelumasan secara komprehensif dengan bahasa yang semudah mungkin dicerna oleh orang orang yang awam mengenai pelumasan mesin seperti penulis.

Kita tahu bahwa JASO MA adalah sertifikas satu satunya yg spesifik ditujukan untuk kendaraan roda 2 baik 2 tak maupun 4 tak. ada baiknya kita belajar sejarah JASO MA terlebih dahulu supaya lebih mantap lagi

SEJARAH JASO MA
Sejak dulu hingga saat ini ada 3 standar pelumas yang dikenal yaitu ILSAC, ACEA, dan API. saat itu ketika masih masa jaya API SG kebawah, pelumas mesin kendaraan berorientasi utk memberikan perlindungan sebaik mungkin bagi mesin sehingga penggunaannya pada motor roda dua dengan kopling basah tidak memberikan efek berbahaya. namun seiring perkembangan teknologi dan tuntutan efisiensi penggunaan energi tak terbarukan, pengembangan pelumas secara bertahap bergeser ke orientasi penghematan konsumsi BBM. upaya tersebut dicapai dengan merumuskan pelumas mesin yang memiliki indeks friksi lebih rendah sehingga oli tersebut jadi lebih licin. Jepang sebagai produsen utama yang banyak memproduksi kendaraan roda dua mulai Gegana karena kekhawatiran terhadap rumusan pelumas terbaru yang dapat membuat sistem wet clutch tidak bekerja sebagaimana mestinya. Kemudian Jepang move on untuk membentuk standarisasi pelumas yang aman bagi roda dua.



  • pada bulan Mei 1994, Komite JAMA (Japan Automotive Manufaturer Association) melakukan survey terhadap standar pelumas yg ada saat itu, termasuk bagaimana metode metode test mereka dan referensi pelumas lainnya. JAMA juga melakukan test evaluasi untuk melihat efek dari pelumas terhadap roda dua. 
  • pada April 1996, dibentuk subkomite Pelumas mesin sepeda motor 4 langkah dibawah subkomite JSAE Motorcycle dimana tugas mereka mengembangkan metode dan standarisasi pelumas sepeda motor 4 langkah selama dua tahun hingga maret 1998.
  • pada Maret 1998, standar JASO tentang metode test karakteristik friksi dan standar JASO lainnya mengenai pelumas sepeda motor 4 langkah dikembangkan. 
  • Setelah standar baku terbentuk sejak 1998, kualitas pelumas mesin 4 langkah dipasaran sudah berubah seiring dengan pembaharuan pada spesifikasi pelumas kendaraan roda 4 seperti API dan ILSAC. perubahan pada pelumas sepeda motor terus dilakukan untuk meningkatkan performa seiring diberlakukannya regulasi [I][U]pengendalian emisi dan efisiensi BBM[/U][/I]. Karena faktor inilah maka JASO T903 direvisi pada maret 2006, yang menambahkan klasifikasi performa sekaligus kadar fosfor, untuk menjawab kebutuhan dimasa yang akan datang untuk pelumas motor berkualitas. Seiring dengan revisi pada JASO T903, perubahan minor terjadi pada JASO T904 juga.
  • perubahan pada kriteria klasifikasi performa berdasarkan tingkat friksi yang mengakibatkan perubahan pada material dan referensi pelumas untuk friksi dan plat besi, standar JASO 4 tak diperbaharui menjadi JASO T903:2011 pada maret 2011. Sebagai bentuk penyederhanaan, JASO T904 digabungkan ke dalam JASO T903:2011 sebagai ANNEX A. 

Setelah mengenal riwayat JASO MA, kita perlu mengetahui apa saja kriteria klasifikasi bagi sebuah pelumas untuk dapat mengikuti test friksi JASO MA.
Sumber JASO Implementaion Guide Appendix 1
Sumber JASO Implementaion Guide Appendix 1

dari tabel yang saya screenshot diatas, bisa kita lihat bahwa oli JASO MA wajib memenuhi beberapa kriteria tertentu. yaitu harus masuk salah satu kriteria API atau ILSAC atau ACEA yang sudah dicantumkan. khusus untuk API SM dan SN ada keterangan tambahan bahwa API SM dan SN yang masuk kriteria Energy Conserving dan Resource Conserving dikecualikan. hal ini disebabkan EC/RC merupakan kritera oli PCMO yang berorientasi pada Efisiensi BBM dan Emisi sehingga dapat membuat wet clutch bermasalah. Sedangkan ILSAC GF4 dan GF5 tidak dicantumkan karena kedua standar tersebut merupakan standar EC dan RC.

Labeling Resmi dari JASO 


PASTIKAN oli JASO MA anda terdaftar dan diakui secara resmi oleh JASO disini [Last Update 1 Maret 2015]
Daftar Pelumas motor roda dua yang diakui secara resmi oleh JASO
sumber materi : JASO T903:2011 Implementation Manual
Stay tuned di saluran lendir, pembahasan mengenai API akan bergentayangan setelah post yang satu ini.

Wednesday 25 February 2015

Menapak kemegahan Curug Cikaso dan eksotisme Ujung Genteng - bagian 1

Siapa tidak kenal ujung genteng dan curug cikaso? dua nama ini sudah cukup familiar di telinga para traveler roda dua seantero jawa barat. dari bekasi barat hingga tepat di bibir pantai ujung genteng harus ditempuh sejauh 236km jika menggunakan roda dua, dengan waktu tempuh berkisar 8 jam hingga 12 jam tergantung gimana kondisi dan cuaca serta stamina pengendara. ketika saya ke ujung genteng tahun 2011 lalu seorang diri, jalurnya belum sebagus saat ini. hampir 60% sudah beraspal mulus dari cikidang, kiara dua, jampang kulon, hingga ujung genteng. dahulu mungkin hanya 30% saja, itupun cuma di jalur utama pelabuhan ratu. jalur menuju kiara dua dari jalan raya pelabuhan ratu yang dulunya sempit dan berlubang, kini sudah mulai mulus dan lebih lebar. beberapa titik masih belum mulus, persis seperti ketika pertama saya kesana. tapi mayoritas sudah mulai mulus. 

Day 01 - journey begins 
kali ini saya pergi bersama rekan rekan dari bikepacker kaskus yang dikomandani bro hidayatullah. awalnya terkumpul sekitar 15 orang yg positif ikut berangkat, tapi saat H-1 ada beberapa yg undur diri, bahkan bro dayat pun hampur aja batal ikut karena kabel body motor byson-nya ludes kebakar. tapi doi tetep semangat pantang mundur melanjutkan perjalanan dengan bawa vario. great spirit mate!

keberangkatan kami tidak semulus rencana, kami sepakat utk menunggu rombongan om dayat di SPBU Cibadak. cukup lama kiranya, dari jam 4 subuh hingga pukul 7.30 menunggu kedatangan om dayat beserta tambahan pasukan 1 motor 2 nyawa. waktu istirahat yg cukup panjang ini dimanfaatkan om bagas untuk tidur lelap, saking lelapnya sampe susah dibangunin hahah. ga berlama lama, setelah om dayat tiba, kita lanjutkan perjalanan kearah cikidang dipimpin om esa yang mimpin nyari tempat makan. dapatlah kita sarapan di sebuah restoran sederhana di cikidang. makanannya mantap, nasi gorengnya sedap sekali. tapi sayang sedapnya nasi goreng itu ga bertahan lama diperut saya, selisih 10 menit, perut udah ngajak ribut ke toilet hihihi. 

perjalanan dilanjutkan, jalur cikidang yg cukup ekstrem, meliuk liuk dgn tanjakan dan turunan curam memakan korban dari salah satu motor rombongan kami.
ancur

om rami dan boncengernya nyelonong ke tebing di letter S dgn tikungan menurun paling curam. motor hancur, masih bersyukur rider dan boncenger selamat semua walaupun dgn luka luka disana sini dan shock. usut punya usut ternyata rem motornya blong, dan kami jg saking antusiasnya sampe lupa berdoa sebelum perjalanan dimulai sehingga mungkin inilah salah satu teguran yg terjadi. get well soon bro rami. perjalanan panjang kami lanjutkan, setelah diawali dgn berdoa, lalu berjalan ekstra hati hati selama di cikidang, kami tiba di kota pelabuhan ratu. segera menuju ke pom bensin dekat TPI pelabuhan ratu, dan menuju masjid raya pelabuhan ratu untuk menunaikan ibadah dzuhur yg dijamak sekalian dgn shalat ashar mengingat jarak tempuh yg masih jauh sekali ke ujung genteng. disini, motor cs-nya om dayat sempat ganti ban dalam. 

melintasi jalur kiara dua yg masih relatif banyak mulusnya ketimbang buruknya masih bisa dilakoni dgn santai, tapi memasuki jalur jampang kulon - surade yg lebih banyak mudharatnya bikin badan sangat lelah dan sangat ngantuk, ditambah cuaca dingin serta sebelumnya habis berhujan hujan ria, bikin sang alam memanggil manggil sangat mesra utk segera bertandang ke toilet yang sayangnya sulit ditemukan sepanjang jalan. jadilah ane dan om esa gas poll ninggalin rombongan karena udah sama sama kebelet. begitu masuk jalur desa surade yg relatif mulus, langsung hajar gas buat ngejar waktu supaya tidak keburu gelap sampai di ujung genteng karena saya belum tahu dimana lokasi pondok alief yg sudah kami booking minggu lalu. 

dulu tahun 2011, jarang ada indomaret dan alfamart serta SPBU di surade, apalagi di ujung genteng. sehingga begitu ada indomaret, kami langsung minggir dan belanja kebutuhan utk camilan malam ini. ternyata sodara sodara, 2015 udah ada 3 SPBU di surade dan banyak indomart/alfamart baru bertebaran. such a development in such a small county here. kondisi jalanan surade yg mayoritas hotmix betul betul jadi obat bagi bokong yg sudah pada memar, bonyok, dihajar jalanan jampang kulon mwahahaha. kami tiba di bbir pantai ujung genteng tepat pukul 04.30. sedikit lagi menjelang pukul 5 sore, langsung saja saya telpon pondok alief dan meminta dijemput karena belum tahu lokasinya. pukul 5.20 menjelang maghrib kami sudah  membongkar peti kemas di cottage barakuda pondok alief yg ternyata diatas ekspektasi kami. much bed, such homy, many spacious, wow. rasanya harga 1,200,000 rupiah yg kami sepakati utk penginapan 2 hari 2 malam kami sangat worth it!! dibagi ber-12 orang, hanya 50,000 rupiah saja per-orang per-malam hehehe






well my friend, nothing we did at our first night there. cuma rapih rapih barang, istirahat, dan cari makan malam. eneng boncenger saya sempet liat yang 'iya-iya' waktu pulang sehabis cari makan malam bareng om sidik. rambutnya panjang terurai kedepan, berbaju putih dan berdiri diladang samping jalan yg kami lalui. wow, untung bukan saya yg ngeliat, klo saya yg ngeliat, langsung gedubrak mungkin ngejar doi buat selfie wkwkwkw.


Day 02 - explorations
Pagi itu om dayat bangun duluan, tapi katanya sunrise lagi ga mantep. mataharinya masih malu malu. Saya sendiri bangun agak kesiangan, sekitar pukul 06.15 waktu indonesian biker. sebagian pada malas mandi, ih jorok. tapi jujur, ane juga males mandi karena rencana saat itu mau langsung blusukan ke cipanarikan. cuci muka, sikat gigi, basahin badan, sabunin dikit, ganti baju ala makelar ikan lokal, panasin motor, ngasih chain lube, nyiram body motor biar bersih dikit. ambil kamera, jajal filter lensa CPL punya om dayat, beuh nyesel knapa ga tau ada barang namanya filter lensa hahaha. skip skip checklist pagi hari, mereka udah pada foto foto di depan pantai yang cuma berjarak 50 meter dari pondok alief. ane ngikut fotoin mereka sebentar terus langsung ngajak ke cipanarikan. ane sih rekomen pake sepatu boot atau sepatu gunung karena rutenya pasti becek, bashah, dan belok. tapi semuanya pada pake sandal/sandal gunung, cuman ane doang pake spatu boot dan celana 3/4 wkwkwkw. 

Rute yang kami lalui menuju cipanarikan lebih parah dari terakhir saya berkunjung kesini pada periode november-desember 2013 lalu. terutama jalan tanah liat dan kubangan yg semakin lebar. buat ane yg udah beberapa kali kesini, udah tahu trik untuk melibas jalur tersebut. tapi berhubung ane bawa boncenger, mau ga mau perlu ada satu orang di depan yg rela jadi kelinci percobaan. hampura om bagas, tapi sumpah, ane emang udah niat minta ente jadi percobaan ngahahaha. terseok-seok melintasi jalur semi offroad dengan motor yang biasa ngaspal di kota dan ban yang bukan untuk habitatnya memang merepotkan. apalagi klo pake motor yg beratnya naudzubilleh, untung inazuma ane dah diceperin jadi kaki bisa napak sempurna. coba klo kagak, bah, yakinlah sumpah udah kepeleset jatoh ane disana. mana ban masih pake bawaan aslinya. setahap demi setahap setiap etape dilalui, yaelah dah kayak rally mobil aja wkwkwkw. akhirnya sampe juga di parkiran cipanarikan yang megah dan teduh itu. ehhh sekarang udah ada ibu ibu buka warung disitu. 








dulu bayar parkir disitu hanya sukarela, tapi kemarin tiba tiba ada dua orang yang pastinya warga sekitar nongol dan nodong  10,000/motor. tapi ga apalah, itung itung sedekah, asal jangan keseringan aja warga begitu, lama lama orang ogah mampir kesana lagi. sebelum treking singkat menuju pantai cipanarikan, ibu penjaga warung mengingatkan kalau disana ada 3 buaya. saya baru sekarang tahu kalau ada buaya disana, maka dari itu trekking kami lakukan dengan saya berjalan lebih dulu di depan. siapa tahu nemu buaya. ekspresi pertama begitu keluar dari lebatnya rerimbunan semak belukar di bukit pasir pantai cipanarikan adalah 'waah indah banget'. saya langsung ngajak kawan kawan nyeker buat merasakan langsung lembutnya pasir pantai cipanarikan. perjuangan  berdarah darah penuh luka ditubuh dan hati terbayar lunas dengan lembut dan hangatnya butiran pasir itu (lebay gawat). berhubung ombak sedang ganas ganasnya, kami tidak melakukan lelaku yang biasa dilakukan jika berkunjung ke pantai, menantang ombak. tanpa disangka sangka, saya berhasil dapat penampakan seekor buaya. O' mah gad, untungnya tuh buaya diem aja. jinak jinak domba berbulu serigala, jaaaaaaaah. naga naganya itu buaya gegana wkwkwkw.
muara sungai cipanarikan bertemu langsung pantai

tak berujung

gangguain yang lagi narsis

3 bidadari

Buaya gelisah galau merana wkwkwkw

dulu katanya ....

smoothness overload
foto sana, foto sini, seumur umur saya ga pernah bikin istana pasir, tapi ga bawa alatnya. yasudah dicoba bikin manual pake tangan, ternyata susah juga. lama lama jenuh ga jadi jadi istana pasirnya, terbersitlah ide buat ngubur seseorang. om adit kita komporin dan sempet kejar kejar buat diseret ke liang lahat, eh pasir, ternyata doi ngibrit kenceng banget. yaudah deh, pake cara klasik tapi jitu, hom pim pa. ternyata yang ngusulin malah jadi korban sendiri, huahahaha. bro esa yang ngusulin, malah dia sendiri yg tangannya kebuka. ga pake lama, langsung timbun pake pasir. gimana bro esa rasanya? enak tho? apa geli geli gimana gitu? ga kebayang klo didalem pasir tempat ente ditimbun ada kepiting, jahat mode ON wkwkwkwk
ciee akur banget



ada bola, ada gunung, ada menara




so lone, so long

complete team


bermula dari sisi timur hutan lindung
udah cukup puas main di cipanarikan, kami blusukan lagi buat menuju ke pantai hutan lindung, tapi sayangnya, lautnya udah keburu surut. ga ada yg bisa dilihat selain karang tanpa selimut air nan bening itu. hiks, terpaksa diurungkan dan kembali kepadepokan untuk ngisi ulang kanuragan. pada mandi, terus tidur. tapi ada jg yg kagak mandi mandi tapi molor hahaha. sorenya ane usulin buat jajal pantai sisi timur dari hutan lindung, niatnya pengen nyobain offroad lagi karena pertimbangan ane ga ada jalur aspal utk kesana. bener aja, masuknya cuma jalan setapak lewat padang ilalang, tapi setelah ngelewatin bukit ilalang, bukan offroad tanah liat yg kita temukan tapi bentangan bibir pantai yang halus dan padat sejauh mata memandang. subhanallah, langsung aja ane tancap gas jajal speed disitu, tapi sayang hanya berani 60 km/jam saja karena bawa pillion hehehe. sepanjang pantai ini sangat sepi, cuma ada beberapa warga setempat yg sedang menggaruk garuk pasir mencari kepiting. kita juga menyeberangi beberapa muara sungai kecil. kirain dalem, ga taunya, yaelah cuma semata kaki. teruuuuuuus kita telusuri sepanjang pantai ini karena penasaran sampe mana tembusnya.  pantai ini yang saya sendiri belum tahu apa namanya, berakhir disebuah muara sungai tanpa nama dimana diseberangnya ada sebuah tebing dengan gorong gorong membentuk gua yg indah. keren lah. 




hingga sejauh mata memandang seolah ga ada batasnya



so far, yet so lone 


ujungnya adalah muara sungai

tekstur air hijau tapi bening dan gorong gorong gua di tebing


our lady biker
awalnya ane sempat bingung keluarnya kemana, sempat terpikir untuk kembali ke titik awal, tapi om bagas  ngusulin naik ke atas bukit seperti saran dari warga yang sedang mancing di tepi muara sungai tersebut. setelah ngeliat trek-nya, wah ini mah susah. pasti kepater. ditambah lagi puncaknya yang meruncing, motor ane bisa nyangkut. tapi om esa meyakinkan kalo kita semua bisa naik kesini. oke, dicoba dulu motornya om bagas, berhasil dengan harus dibantu ditarik dari depan dan didorong dari belakang. so, motor lain pun naik dgn cara yang sama. karena motor ane paling berat, mau ga mau semua lelaki turun tangan dorong dan narik. om dayat aja sempet mau jatoh, nah ane jg kakinya udah kepeleset waktu nanggung ditengah tanjakan hahaha habis dari sini ternyata kami melewati ladang tambak garam. ada udah juga, tapi udah dibeli satu truk sama pengusaha dari ciamis. yaudah, tujuan berikutnya adalah mencari sunset di amanda ratu yang sekarang sudah jadi villa asaba land. kondisi sunset yang kurang baik karena langit berawan bikin perasaan sedikit kecewa, tapi ga apalah. bisa foto foto objek lainnya hehehe. menurut ane, tempat ini cukup nyaman utk piknik dan bersantai karena ada taman rumput yang rapih. untuk yang suka fotografi bisa turun sampai ke dermaga bawah untuk foto deburan ombak menghantam batuan karang. di tangga turun ada tanaman merambat dengan bunga seperti bunga matahari, bisa jadi objek yang menarik buat foto pasangan. maho pun jadi keliatan mesra foto disitu huahahaha.






bersambung